Rabu, 08 Maret 2017

Sejarah Asal-Usul Nama Desa Yang Dilalui Oleh Sultan Hadirin Saat Perang


Sejarah Asal-Usul Nama Desa Yang Dilalui Oleh Sultan Hadirin Saat Perang

Asal usul nama Pringtulis adalah sunan kudus dianggap ikut terlibat dalam kasus itu. Hal ini dikarenakan di temukannya keris kiai Setan Kober dalam peristiwa pembunuhan itu, di namakan keris kiai Setan Kober tidak lain adalah millik kanjeng sunan Kudus. mendapatkan penjelasan yang mengecewakan dari kanjeng sunan Kudus akhirnya raden Ayu Retno Kencono bersama sang suami pergi meninggalkan padepokan Kudus pulang kembali ke Kalinyamat. Di tengah perjalanan rombongan raden Ayu Retno Kencono di cegat oleh utusan-utusan pangeran Haryo Penangsang.

Pertarungan pun tak dapat dihindari. Di karenakan jumlah yang tidak sepadan akhirnya banyak jatuh korban di pihak Raden Ayu Retno Kencono termasuk sang suami sendiri yaitu sultan Hadirin. Sultan Hadirin terluka parah namun berhasil meloloskan diri dari kejaran para pengikut pangeran Haryo Penangsang. Dengan di bantu oleh istrinya Sultan Hadirin terus berlari menuju Jepara. Peristiwa inilah yang konon kemudian menjadi nama-nama desa di sepanjang rute yang di lalui oleh Sultan Hadirin, yaitu mulai dari desa Damaran Kudus. Konon saat terluka itu penduduk sekitar sedang menghidupkan damar/lampu teplok karena waktu sudah sore sehingga daerah tersebut dinamakan Damaran. Kemudian desa prambatan Kudus di sebelah baratnya, konon karena saking parahnya luka yang di derita oleh Sultan Hadirin sampai-sampai harus merambat atau merangkak untuk berjalan, sehingga daerah tersebut dinamakan Prambatan. Kemudian di sebelah barat desa Prambatan ada desa bernama Kaliwungu Kudus, konon di tempat itu Sultan Hadirin membasuh luka di sebuah sungai atau kali dan air sungai berubah menjadi ungu atau wungu sehingga daerah tersebut dinamakan Kaliwungu.

Disebelah barat desa Kaliwungu terdapat desa bernama desa Pringtulis Jepara, konon di daerah tersebut Sultan Hadirin menulis tentang apa yang di alaminya itu pada sebatang bamboo atau pring, sehingga daerah tersebut dinamakan Pringtulis. Disebelah barat desa Pringtulis terdapat desa Mayong Jepara, konon pada waktu sampai di daerah ini Sultan Hadirin tidak kuat menahan tubuhnya sehingga jalannya sempoyongan atau moyang-moyong sehingga daerah ini dinamakan Mayong. Disebelah barat desa Mayong terdapat desa Purwogondo, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menghembuskan nafas terakhir, dari jasadnya mengeluarkan bau atau gondowangi sehingga derah tersebut kemudian dinamakan Purwogondo. Disebelah utara desa Purwogondo terdapat desa Krasak, konon saat jasad Sultan Hadirin hendak dibawa ke Mantingan atau pesanggrahan Sultan Hadirin, jasad Sultan Hadirin terjatuh disebuah sungai dan menyangkut disebuah jembatan bambu yang menimbulkan bunyi krasak-krasak sehingga daerah tersebut dinamakan desa Krasak, kemudian jasad Sultan Hadirin di kebumikan di desa Mantingan Jepara.
Oleh : Khoirul Anisa