ASAL USUL DESA JEPANG PAKIS
Konon ceritanya Desa Jepang Pakis diambil dari nama seorang
tokoh pada zaman itu. Tokoh itu tidak lain adalah Aryo Jipang, beliau merupakan
salah satu sinopati di Kerajaan Majapahit, dimana pada saat itu Kerajaan
Majapahit berperang dengan Kerajaan Islam Bintoro Demak. Dan atas ijin Allah
tentara Kerjaan Islam Bintoro Demak dapat menghancurkan dan mengalahkan
Kerajaan Majapahit. Sehingga para pasukan Kerajaan Majapahit banyak yang meninggal.
Para sinopati hulu balang lari untuk menyelamatkan diri. Salah satunya sinopati
itu adalah Aryo Jipang, dengan menaiki seekor kuda lari untuk menyelamatkan
diri. Beliau dikejar dari Demak lari ke utara(timur laut) hingga sampai ke
daerah yang mana daerah itu masih dalam wilayah kota Kudus. Senopati Aryo
Jipang berhasil sembunyi di daerah itu, dimana daerah itu masih berupa hutan
belantara dan di dalam hutan itu beliau bersembunyi hingga selamat dari kejaran
tentara Kerajaan Demak. Karena keadaan hutan itu terdiri dari pohon pakis haji
yang sangat lebat. Akhirnya daerah itu diberi beliau nama.
“Jepang
Pakis”.
“Jepang atau Jipang” diambil dari
namanya Aryo Jipang. Sedangkan “Pakis”
diambil dari keadaan hutan tersebut yang banyak hidup pohon liar yang bernama “Pakis Haji”. Pada saat itu beliau
dengan disaksikan oleh penduduk setempat memberi nama desa tersebut “Jepang Pakis”. Dan sampai sekarang desa
tersebut dinamakan desa “Jepang Pakis”.
Desa Jepang Pakis terdapat banyak nama pendukuhan yang
diambil dan digali dari keadaan daerah itu tersendiri, salah satu contoh
pendukuhan “Pandean” dan pendukuhan “Karang Anyar”. Nama dari pendukuhan
Pandean tersebut diambil dari dari kegiatan masyarakat setempat yang mata
pencariannya sebagai “pandai besi”
dan nama Karang Anyar diambil dari
keadaan itu sendiri yang masih berupa hutan
belantara. “Karang Anyar” berasal dari kata “Karang” yang berarti “pekarangan” atau “tanah kosong yang luas”.
Adapun “Anyar” yang berarti “baru”.
Daerah tersebut dinamakan Karang Anyar karena merupakan daerah terakhir yang
dihuni masyarakat setempat.
Desa Jepang Pakis memiliki tiga tokoh pejuang Islam yang
disebut cikal bakal Desa Jepang Pakis. Cikal bakal tersebut yaitu Mbah Abdul
Karim (Syekh Abdul Karim), Mbah Brojo Kusumo dan Mbah Buyut Rawi. Mbah Abdul Karim (Syekh Abdul Karim) adalah seorang
ulama’ yang masih keturunan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang berasal
dari Mesir yang belajar pada Sunan Ampel selama dua belas tahun dan didampingi
oleh dua orang sahabatnya yaitu Umar bin Khoto’ dari Lumajang dan Ibnu Abbas
dari Mataram. Beliau juga belajar pada Sunan Muria selama tujuh tahun. Setelah
khatam belajar beliau mengembara dan menyebarkan agama Islam ke Jepang Pakis.
Kedatangan beliau disambut oleh Mbah Samawi dan Ibu Sukinah yaitu tokoh dari
Desa Jepang Pakis. Pengajaran beliau menggunakan Islam sufi, salah satu alat
pengajaranya yaitu menggunakan alat terbang. Beliau wafat pada tahun 611H.
Sedangkan sejarah dari Mbah Brojol Kusumo dan Mbah Buyut Rawi belum diketahui
sejarahnya tetapi dalam cerita masyarakat Mbah Brojol Kusumo terkenal dengan
pengajarannya yaitu “Ilmu Kanuragan” dan Mbah Buyut Rawi terkenal dengan
“kejawennya”. (Wallahu A’alam Bis Showab”)
Oleh : Wahyu Febriana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar