Asal Usul Desa Karangrandu Pecangaan Jepara
Ketika
pertama kali datang, Ki Jati Pamekas mendapati sebuah kawasan yang subur namun
pada tempat-tempat tertentu terlihat gersang. Hutan yang lebat sedikit demi
sedikit mulai dipugar/dibabad bersama pengikutnya. Ki Jati Pamekas harus
berhadapan dengan salah satu Jin penghuni Hutan yang bernama arso linggo. Jin
sakti yang sudah berkuasa lama kemudian menjadi pengkikut Ki Jati. Jin arso linggo
mengatakan bahwa dia tinggal di kawasan itu sejak pala tumbuh, dulunya dia
datang atas utusan Dewi Lanjar yg menginginkan kawasan naik bekas lautan itu
dihuni agar kekayaan yang ada di dalamnya tidak jatuh kepada orang yang salah.
Dengan penjelasan itu maka Ki Jati mengatakan kepada arso bahwa “kini kawasan
itu telah di huni dan semoga tidak jatuh kepada orang yang salah. Tanah ini
akan di huni oleh orang-orang yang teguh dan damai menaungi. Tegap bagai Karang
dan Rindang bagai Randu. Dalam pemeliharaan anak cucuku kelak maka daerah ini
akan dinamai “Karangrandu”. Cerita berlanjut hingga dari jaman ke jaman hingga
Kesultanan Demak dan datangnya Sentana yang menjadikan Karangrandu sebagai
tempat amandito. Dalam salah satu jaman seorang pemimpin Karangrandu menemukan
kiblat yang dipindai dengan kekuatan ikhlasnya dan diabadikan dalam sebuah
pohon. Pohon itu sempat besar dan sekaligus tanda arah. Sekarang pohon itu
sudah tidak ada, ada empat pohon tua di Karangrandu yang kini tinggal satu
pohon. Pohon tersebut berada di Wetan Kali / Selatan Sungai.
Desa karangrandu terbagi oleh sungai, orang
karangrandu menamainya karangrandu wetan dan karang randu kulon. Pohon besar
yang berjumlah 4 itu dulu berada di karangrandu wetan atau seperti yang
dikatakan Ibu Hj. Rosyidah generasi ketiga dari orang asli karangrandu
menyebutnya daerah Mbedoro. Letak karangrandu yang dipisahkan oleh
sungai itu berhulu ke sebuah bendungan yang sudah berada sejak zaman
penjajahan. Jalan karangrandu sejak dulu telah teraspal juga karena orang-orang
penjajahan mempermudah akses jalan menuju ke bendungan. Dari sungai atau kali
tersebut juga pernah dilewati dan untuk tempat istirahat pasukan Ratu
Kalinyamat untuk melawan Syekh Ja’far Shodiq pada kala itu. (red/anyis).Oleh : Nur Anisatul Hikmah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar