SEJARAH DESA
WELAHAN JEPARA
Dahulu
Desa Welahan merupakan daerah segara atau lautan yang sering menjadi jalan
berlayarnya para saudagar atau para nelayan dari negara manca yang mau
berdagang di Indonesia terutama bangsa Cina. Kemudian ada seorang saudagar dari
cina yang bernama SAM POO KOONG yang berlayar / membawa perahu ke Indonesia
bersama barang dengan rempah-rempah. Kisah perjalanan saudagar cina yang
bernama Sam Poo Koong menuju Indonesia dengan barang dagangannya ke Indonesia.
Dalam perjalanan mereka bermaksud untuk mampir bertemu Sunan Muria. Tujuan
bertemu Sunan Muria tidak untuk menawarkan dagangannya namun hanya silaturahim
ngangsu karwuh atau tukar pengalaman kepada Sunan Muria.
Dalam
pembicaraan antara Sunan Muria dan Sam poo koong ada ucapan atau kata-kata sam
poo koong yang menyinggung perasaan dan kurang diterima oleh Sunan Muria.
Karena Sunan Muria merasa tersinggung dan dihina oleh Sam poo koong sehingga
Sunan Muria murka dan marah hingga
keluarlah kata-kata untuk menyudahi (nyabdo)
kepada Sam Poo Koong untuk sepulangnya nanti mengalami musibah / kecelakaan.
Karena Sunan Muria marah maka pulanglah saudagar tersebut dengan perahu yang
ditumpanginya. Dalam perjalanan pulang dengan perahu dan barang dagangannya
perahu yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tertejang ombak besar hingga
awak perahunya terpencar dan terguling jangkar kapal terdampar di Rembang,
layarnya di Keling, dan Welah atau dayungnya di Welahan.
Setelah
terjadi bencana gunung meletus segera berubah menjadi daratan dihunilah daerah
itu oleh warga Cina, dan pada saat menggali sumur terdapatlah dayung / Welah
sehingga daerah ditemukannya Dayung atau Welah dinamakan Desa Welahan dan
daerah tempat di temukanya dayung atau welah dinamakan desa welahan, dan
tempat ditemukanya welah tersebut menjadi daerah pertukaran barang atau pasar
sampai sekarang. Dalam pasar tersebut terdapat makam atau petilasan hingga
dikeramatkan. Menurut cerita lisan disitu tempat terdamparnya perahu hingga
disebut mbah buyut sanggrang. Hinggga siapa yang berjualan dipasar welahan atau
sekelilingnya banyak yang minta berkah di makam tersebut.Welah tersebut sampai
sekarang masih dikeramatkan, ada yang berkeyakinan air sumur yang ada Welahnya
dapat menyembuhkan penyakit.
Tempat
welah tersebut berada di warga Thiong waa (Cina) yang akrab di panggil NYAH POO
atau NYAH PASEU (Sumur Pusaka) Penjual Jamu tradisional (Jamu Jawa). Welah
tersebut dapat kelihatan pasa saat-saat tertentu. Konon dapat terlihat pada
hari Jum’at wage dan airnya pun sangat bersih dan tidak pernah kering walau
musim kemarau berkepanjangan. Dalam musibah pecahnya perahu tersebut nama Sam
Poo Koong hilang dan kemudian muncul didaerah Batu Semarang. Menurut cerita
lisan yang memberi nama Welahan adalah Sam Poo Tay Jion teman seperguruan Sam
Poo Koong. (Cerita Tersebut diambil dari tradisi lisan yang sudah ada dan
melekat di hati masyarakat sejak ratusan tahun yang lampau).Oleh : Zahra Rizqia
Sunan Muria dan Sam Po Kong itu beda tahunnya ratusan tahun, lho.
BalasHapusmungkin sumbernya berbeda kak
Hapus