Tokoh agama di desa Langgar Dalem beserta
karya tulisannya : KH. Ma’ruf Irsyad
KH. Ma’ruf Irsyad adalah salah satu tokoh agama
di Kudus tepatnya di desa Langgar Dalem. Beliau mensyiarkan islam dengan
mengaji kitab-kitab di masjid-masjid setiap habis magrib dan mengisi di
majelis-majelis. Biasanya beliau mengajar ngaji di masjid Kaujon tepatnya di
desa langgar dalem, masjid Al-Aqsa di Menara Kudus, dan masjid di megawon.
Jamaahnya tidak hanya dari santri-satri beliau tetapi juga dari masyarakat
sekitar.
KH. Ma’ruf Irsyad lahir pada 27 Muharram 1358
H / 19 Maret 1939 M. beliau lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya
bernama KH. Irsyad dan ibunya bernama ibu HJ. Munijah. H. Irsyad adalah tokoh
agama yang disegani di desa itu. Beliau adalah salah satu kiai ahli tauhid. H.
Irsyad adalah pendiri pondok pesantren Raudhatul Muta’allimin Jagalan, Langgar
Dalem, Kudus.
Ketika umur 3 tahun Yai Ma’ruf Irsyad sudah
ditinggal ayahnya Yai Ma’ruf pulang ke rahmatullah. Perekonomian keluarganya
pun bertumpu pada ibunya Nyai Munijah. Yai Ma’ruf juga membantu perekonomian
keluarganya. Alhasil, Yai Ma’ruf harus bersekolah dan menjual jajanan yang
dibuat oleh ibunya. Beliau mengantar jajanan ke warung-warung. Sampai hampir
setiap hari beliau datang terlambat ke sekolah. Selain itu sejak kecil beliau
juga sudah terampil membuat toplek. Dengan keterampilan itu, beliau meminta
orderan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun
dengan kondisi tersebut, beliau tidak pernah patah arang dalam belajar dan mengaji.
dengan kondisi tersebut, beliau tidak pernah patah arang dalam belajar dan mengaji.
Pendidikan beliau pada pagi hari dimulai dari
SD Demangan namun hanya sampai kelas 5, kemudian pindah di MI TBS Kudus dan
dilanjutkan ke Tsanawiyah TBS Kudus. Sorenya di Madrasah Mu’awanatul Muslimin
Kenepan Kudus. Sejak kecil beliau mempunyai tekat yang kuat untuk belajar
ilmu-ilmu agama. Disamping sekolah di madrasah, Yai Ma’ruf bersama kakaknya
Sholichul Hadi mengaji ke KH. Rif’an. Selain itu beliau juga mendatangi
majelis-majelis para tokoh ulama di Kudus, di antaranya KH. Ma’ruf Asnawi
(Mertua), KH. Turaikhan Adjuri, KH. Arwani Amin, KH. Sya’roni Ahmadi, dll.
Semasa belajar, beliau tidak pernah mondok
kecuali di pondok pesantren kediaman beliau sendiri, berkat kegigihan dan
keuletan beliau dalam menuntut ilmu dan keta’zhiman kepada guru, akhirnya
kealiman serta keberkahan beliau dapat memberikan kemanfaatan bagi banyak
masyarakat.
Keahliannya dalam mengaji kitab membuat KH.
Ma’ruf Asnawi terpesona sehingga beliau memintanya untuk membantu mengajar di
Qudsiyah. Yai Ma’ruf mengajar di Qudsiyah sekitar tahun 1962 M sampai akhir
hayat. Selain mengajar di Qudsiyah, aktivitas beliau juga mengajar di Banat
Kudus, TBS Kudus, Mu’allimat Kudus, Mu’awanatul Muslimin juga sebagai Nadhir
Pondok Pesantren Raudhotul Muta’allimin. Selain itu beliau juga sebagai ketua
Dewan Syuriah PC NU Kudus. dan hampir setiap malam beliau memenuhi undangan
masyarakat untuk mengisi berbagai acara di beberapa daerah.
Pondok yang didirikan Mbah Irsyad sebelumnya
hanyalah sebuah bangunan pondok yang secara fisik awalnya biasa saja. Namun
setelah Pondok Jagalan diasuh oleh Yai Ma’ruf , pondok tersebut berkembang
dengan sangat pesat. Baik dari segi fisik maupun pendidikan. Hal itu disebabkan
keuletan dan kedisiplinan beliau yang tinggi.
Di tahun-tahun terakhir sebelum beliau
meninggal dunia, Yai Ma’ruf sering mengutarakan ke berbagai majelis bahwa umur
belai sudah kepunjulen (kelebihan) melebihi standar umur manusia
umat Nabi Muhammad. Apalagi pendahulu-pendahulu
beliau berumur di bawahnya seperti ayahnya KH.Irsyad meninggal pada usia 63
tahun, kakaknya Sholikhul hadi sekitar 60 tahun, sedangkan umur beliau sudah
lebih 70 tahun. Tapi beliau tidak menyurutkan langkah beliau untuk tetap
mngajar dan berdakwah.
Tepatnya tanggal 20 juli 2010 merupakan acara
haul KH. Irsyad, ayahnya yang ke 70. Yai Ma’ruf terlihat sehat namun agak aneh
gelagatnya. Seperti biasanya beliau naf memimpin acara tersebut. Keesokannya
setelah sholat dhuhur berjamaah dengan santri, beliau dilarikan ke ICU RSUD.
Pada hari Kamis legi, 10 Sya’ban 1431 H bertepan dengan tanggal 22 Juli 2010 M
sekitar pukul 10.45 WIB dengan wajah berseri-seri belai kembali ke Rahmatullah
pada usia 73 tahun. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman Sedioluhur Krapyak
Kudus berdekatan dengan pusara ayahnya.
KH. Ma’ruf Irsyad mempunyai sebuah karya
tulisan berupa sholawat kepada nabi Muhammad SAW. yang dibuatnya sendiri
sekitar 1989. Sholawat itu menjelaskan silsilah keluarga Nabi Muhammada SAW.
dari nama ibu, ayah, paman, kakek, anak-anak Nabi Muhammad, cucu, sampai
kelahiran dan wafat nabi. Sholawat ini di buat untuk memudahkan dalam menghafal
dan mengetahui silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW.
Sholawat nabi karya KH. Ma’ruf Irsyad ini
dibaca sebualan penuh pada waktu bulan Rabi’ul Awaal. Biasanya beliau
membacanya ketika akan memulai ngaji kitab baik itu di masjid atau di pondok.
Sampai sekarang sholawat itu masih di bacakan setiap bulan Rabi’ul Awwal oleh
para santri dan para jam’iyyah-jam’iyyah ranting di desa-desa.
Kalau dikaitkan dengan pelajaran SKI (Sejarah
Kebudayaan Islam), sholawat Nabi ini bisa dijadikan untuk meneladani dan
mengetahui silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW. Sholawat Nabi ini bisa juga
diterapkan pada pembelajaran SKI di MI, untuk diajarkan pada siswa supaya siswa
mengetahui silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW. dengan mudah.
Oleh : Muhimmatul Husna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar