Sejarah nama Desa
Ngaluran Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak
Menurut
legenda setempat nama Ngaluran berasal dari dua istilah Jawa
"ngaluran"= ngalur-alur sak paran-paran. Artinya berjalan tanpa arah.
Yang kedua dari kata "Ngaloran"= berjalan menuju ke arah utara. Kedua
nama tersebut tampaknya menemukan titik temu jika menilik sejarah desa
tersebut. Menurut keterangan para sesepuh desa, desa Ngaluran dulunya dibuka
(dibabat) oleh sepasang suami istri yang biasa dipanggil mbah buyut Kerti dan
mbah Buyut Kerto. Kedua orang inilah yang diyakini sebagai pendiri desa
Ngaluran dan hingga saat ini makam keduanya masih dirawat dengan baik dan
diperlakukan layaknya "punden" pendiri desa. Dinamakan ngaluran atau
ngaloran karena dulunya kedua pendiri desa tersebut menemukan tempat tersebut
masih berupa huatn belantara. Lalu keduanya membuka lahan dengan cara membabat
tanpa arah yang pasti dan ternyata cenderung ke arah utara (ngalor bahasa
jawa).
Dan di desa
ngalauran ini terdapat banyak mata pencarian sebagaimana layaknya daerah
pedesaan, mayoritas penduduk setempat bermatapencaharian sebagai petani dan
buruh penggarap lahan, pedagang dan sebagainya. Akan tetapi, sejak sekitar dua
puluh tahun terakhir tepatnya sejak
tahun 90-an terhadi perubahan pola
matapencaharian, dimana sebagian penduduk (didominasi kaum laki-laki) cenderung
merantau ke luar Jawa untuk berdagang. Pulau-pulau yang dijadikan tujuan
berdagang merata; mulai dari sumatera, kalimantan, sulawesi, maluku hingga
irian (papua). Kebanyakan profesi yang dipilih para perantau ini adalah
berdagang aneka macam komoditas, seperti pakaian, mainan anak-anak hingga
peralatan rumah tangga.
Desa ngaluran
ini juga termasuk gabungan dengan desa kalitekuk yang di kepalai oleh satu
orang kepala desa. Dan di dalam pemlihan kepala desa ini di pilih oleh
masyarakat ngaluran dan masyarakat kalitekuk sebagaimana memilih seorang
pimpinan. Dalam satu desa kalitekuk dan ngaluran di kepalai oleh seorang satu
kepala desa. Jadi kalitekuk sendiri bisa di sebut dengan sebutan nama dukuh,
dan desa yang paling utama adalah desa ngaluran sendiri.
Dulu ada
seorang tokoh desa yang di beri nama mbah sangki, sebagai orang yang sangat
berjasa bagi desa ngaluran dan desa kalitekuk. Dan sampai sekarang makam nya
masih sering di kunjungi oleh penduduk setempat, apalagi kalo menjelang bulan
puasa seperti ini, makam nya ramai untuk di kunjungi oleh penduduk setempat,
dan kadang juga di kunjungi oleh anak-anak madrasah untuk mengirim doa ke makam
tersebut.
Sejarah asal
usul desa ngaluran ini tdak semua nya bisa memberikan kejelasan dan kepastian
bagaimana desa ini bisa berdiri sampai sekarang. Karena tidak semua sesepuh
desa mengetahui bagaimana asal usul nama desa ini. Di karena kan mungkin karena
pendududk zaman dahulu belum memiliki media komunkasi dan pengetahuan mereka
masih banyak yang terbatas, sehingga menjadi kan banyak orang yang tidak
mengetahui bagaimana asal usul desa tersebut. Namun sejarah akan menjadikan
seseorang untuk mengetahi yang tad nya tidak tau menjadi tau, kerena rasa ingn
tahu yang tinggi menjadikan seseoang menjad terpacu untuk bisa dan tau. Dan
penduduk gabungan antara desa ngaluran dan desa kaltekuk sendiri memiliki
sekitar 8.000 ribu penduduk yang tinggal
disana.dan menjadikan desa ini menjadi penduduk terbesar di kabupaten demak.
Desa ngaluran
mayoritas penduduk nya berpenghasilan sebagai seorang petani dan ternak.
Rata-rata rakyat ini menjadi makmur dan sejahtera di karenakan desa yang sudah
maju dan berkembang. Kalo masyarakat kalitekuk sendiri rata-rata berpenghasilan
sebagai seorang petani dan membuka usaha krupuk. Usaha ini cukup maju dan
terkenal sebagai daerah industri dan menjadi pusat pabrik yang terkenal dan di
kenali banyak orang.
Ngaluran
yang merupakan salah satu desa di dalam wilayah kabupaten Demak terkenal sangat
relijius. Karena itu, sudah selayaknya jika pendidikan masyarakat setempat juga
sangat terkait dengan upaya penyebaran dan penanaman paham keagamaan, utamanya
Islam. Di ngaluran memang tidak terdapat pesantren yang sesungguhnya. Ada
memang beberapa tokoh masyarakat setempat yang berusaha mendirikan pesantren,
akan tetapi tidak pernah bisa berkembang dengan pesat. Madrasah justru
berkembang dengan pesat. Pada sekitar tahun 70-an, sekelompok alumnus pesantren
Miftahul Ulum (Banyuwangi) yang dipelopori oleh Kyai Mudasir, Kyai Masrikan,
Kyai Abdul Khamid , mendirikan Madrasah Diniyah yang juga diberi nama Miftahul
Ulum. Semula madrasah tersebut berlokasi di area kompleks masjid desa setempat
yang berada tepat di tengah-tengah desa, akan tetapi sejak tahun 1980-an
dipindahkan ke arah selatan desa menempati lahan Bondo Deso. Sampai dengan
tahun 90-an, masyarakat ngaluran boleh di bilang belum melek pendidikan.
Rata-rata mereka hanya menamatkan pendidikan dasar (SD) saja. Akan tetapi
setelah itu, muncul generasi baru yang mulai menyadari pentingnya pendidikan.
Sekalipun pada waktu-waktu sebelumnya sudah ada beberapa orang yang sempat
mengenyam perguruan tinggi, seperti Drs. H.Ahmad Rowi MH dan Drs. H.Abdul
Wahhab MAg., yang keduanya adalah putra dari K.H. Ali Anwar tokoh masyarakat,
akan tetapi hal itu ternyata belum mampu menggugah kesadaran masyarakat.
Barulah pada tahun 1992, yang bernama Nur
Kholis melanjutkan pendidikan ke IAIN Walisongo Semarang dan lulus pada
tahun 1997, masyarakat terbuka kesadarannya untuk menyekolahkan anak-anaknya
hingga ke perguruan Tinggi. Bahkan Nur Kholis termasuk salah satu pemuda desa
Ngaluran yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga Tingkat S2 dan sekarang
tengah menjadi Penghulu pada KUA Kec. Karanganyar. Berkat keberhasilannya, saat
ini banyak di antara masyarakat yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya ke
perguruan Tinggi.
Desa ngaluran ini juga memiliki tokoh desa yang sampai
sekarang masih banyak di kunjungi oleh para penduduk desa nya. Dan nama tokoh
desa ini bernama mbah sangki, yang setiap menjelang bulan puasa seperti
sekarang masih banyak di kunjungi dan di doakan sebagai tokoh desa yang dulunya
pernah berjasa dalam memperjuangkan kemajuan dan kemakmuran desa. Untuk tu
warga desa nya tidak lupa mendoakan dan selalu mengirimkan doa untuk mbah
sangki sebagai orang yang pernah berjasa.hal ini menjadikan warga desa ini
rukun dan sejahtera.Oleh : Lina Alfina Tiwari Madnur.
Ass, mau tanya ini blog desa apa blog pribadi?
BalasHapuspribadi kak
HapusTerima kasih atas infonya ��
BalasHapusNgaluran kampung halaman yg penuh kenangan
BalasHapusmenjadi kenangan indah
HapusNgaluran kampung halaman yg penuh kenangan
BalasHapusBaru tau sejarahnya ,thanks ya kak udah up
BalasHapusup lagi kak
Hapus